Kamis, 03 Mei 2012

Mengubah Nasib dengan Anatomi Berpikir


Keputusan Anda Menciptakan Garis Hidup

Salah seorang teman di Facebook pernah punya status yang bunyinya “Kemana pun gw pergi kenapa masalah selalu ngikuti?” Status diatas jelas-jelas menggambarkan suasana hatinya yang galau. Kemana pun ia pergi kok selalu ada saja masalah. Nah apakah Anda tahu jawabannya?
Seorang teman yang lain bercerita setiap hari Selasa ia selalu mengalami nasib sial. Entah mobilnya ditabrak motor, kartu ATM tertelan, atau mood berantakan. Selalu saja ada hal-hal diluar dugaan yang terjadi di hari itu. Apakah ini karma atau nasib buruk?
Keputusan Anda Menciptakan Garis Hidup
Saya ingin mengajak Anda untuk merenung sejenak sambil mengingat masa lalu. Keputusan-keputusan apa saja yang membuat diri Anda menjadi orang seperti sekarang ini? Dari serangkaian keputusan di masa lalu, beberapa diantaranya adalah keputusan penting yang menentukan arah hidup Anda sekarang.
Beberapa tahun yang lalu, barangkali Anda memutuskan untuk menikahi seseorang. Pindah dari pekerjaan. Belajar ke luar negeri. Membuka usaha baru. Atau apa saja. Semua keputusan yang Anda ambil di masa lalu menghantarkan Anda ke titik dimana Anda berada sekarang.
Setiap hari kita mengambil keputusan, baik itu keputusan kecil atau besar. Contohnya, baru saja Anda memutuskan untuk membaca artikel ini, bukan yang lain. Ada puluhan atau bahkan ratusan keputusan kita ambil tiap harinya. Yang sering terjadi, hampir semua keputusan kita ambil tanpa kita sadari alias auto-pilot....
Proses Berpikir
Saya ingin mengatakan bahwa semua keputusan merupakan hasil dari proses berpikir – yang bisa terjadi sangat cepat sampai kita tidak menyadarinya. Keputusan auto-pilot sekalipun tetap saja awalnya membutuhkan proses berpikir. Setelah dilakukan berulang-ulang barulah keputusan itu keluar begitu cepat tanpa kita sadari. Sifatnya jadi reaksional.
Lantas apa hubungannya dengan cerita si teman yang selalu diikuti masalah? Yang patut kita sadari disini, masalah merupakan output dari suatu tindakan yang diawali oleh sebuah keputusan. Sekarang kita sudah tahu bahwa keputusan ternyata dipengaruhi oleh cara kita berpikir. Oleh karenanya, ubahlah cara berpikir agar kita terhindar dari masalah.
Membangun Cara Berpikir
Seorang pencuri dijebloskan ke penjara. Tindakan mencurinya itu didasari oleh keputusan untuk mengambil harta orang lain. Sesungguhnya apa yang ada dibenak pikirannya yang membuat ia mengambil keputusan seperti itu? Barangkali ia stress, khawatir, merasa kekurangan sehingga ia mengambil jalan pinta untuk mencuri.
Artinya semua pikiran-pikiran yang didasari oleh ketakutan, kekurangan, kejelekan niscaya akan memunculkan tindakan negatif yang pada akhirnya menghasilkan output negatif pula.
Anatominya begini:
Cara berpikir -> Keputusan -> Tindakan -> Output
Cara berpikir yang benar menghasilkan output positif. Cara berpikir salah menghasilkan output negatif.
Membangun cara berpikir yang benar sebetulnya sederhana saja. Kelilingi pikiran kita dengan kelegaan, kebebasan, dan kelimpahan. Kita pensiunkan diri ini dari rasa takut dan khawatir. Kemudian ajak pikiran Anda untuk mencari tahu apakah ada cara lain yang lebih baik untuk menyelesaikan satu persoalan.
Undang pikiran Anda untuk brainstorm dengan memunculkan ide-ide baru yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan. Anda akan surprise dengan pilihan kreatifitas yang tiba-tiba muncul. Selanjutnya, putuskan pilihan mana yang akan ditindaklanjuti. Saya yakin hasilnya akan membawa kepuasan bagi diri Anda. 
Share:

0 komentar: