Rabu, 26 Desember 2012

BAB VIII PENGEMBANGAN KEPUTUSAN DAN LAPORAN-LAPORAN MANAJEMEN




A.Proses Pengambilan Keputusan
            Pengambilan keputusan rasional bukan merupakan tindakan yang spontan, tindakan terdiri atas serangkaian langkah-langkah sistematis yang dilakukan oleh pihak yang mengambil keputusan. Langkah-langkah dalam mengambil keputusan adalah:
1.        Mengidentifikasi masalah
Seorang pengambil keputusan biasanya tidak memecahkan suatu masalah sampai ia dapat dengan benar mengidentifikasikannya. Masalah-masalah itu sendiri seringkalikali tidak bisa diamati, mealainkan kita mengamati gejala-gejala masalah tersebut.
2.        Mengevaluasi solusi alternatif
Setelah mengidentifikasikan masalah, pengambil keputusan menghadapi tindakan-tindakan alternatif. Langkah-langkah yang harus dilakukan:
v  Kriteria keputusan:
Membentuk dasar pengambilan keputusan. Kriteria tersebut dapat berwujud atau tidak berwujud. Kriteria keputusan merupakan isu-isu kualitas dan meliputi hal-hal seperti implikasi perilaku, konsekuensi politik, dan perubahan kualitas hidup.
v  Identifikasi criteria keputusan dan menetapkan nilai tertimbang:
Terhadap setiap faktor ditetapkan nilai numerik sebagai ukuran tertimbangnya. Nilai tertimbang mencerminkan penilaian pengambil keputusan tentang kepentingan relative setiap faktor terhadap keputusan.
v  Merating setiap alternatif:
Menetapkan suatu nilai mentah (Raw score/RS) untuk setiap kriteria dengan skala -5 s/d 5.
v  Menghitung nilai tertimbang:
Menghitung nilai tertimbang (weight score/WS) untuk setiap faktor keputusan dan setiap altenatif dengan mengalikan nilai tertimbang dengan nilai RS.

3.        Mengimplementasikan solusi yang baik
Tahap implementasi dari proses pengambilan keputusan melibatkan sejumlah besar perencanaan yang rinci. Tahap-tahap implementasi:
·         Mengatur pembiayaan proyek
·         Menegosiasi kontrak dengan para pemasok dan kontraktor
·         Mendapatkan lisensi, mendapatkan izin, dan wilayah otorisasi
·         Mengorganisasikan program pelatihan kembali untuk para pegawai yang dihadapkan dengan praktik-praktik, prosedur, dan peralatan baru.
·         Merencanakan perubahan dari sistem lama ke sistem baru.
4.      Melakukan pemeriksaan pasca-implementasi
Tujuan pemeriksan adalah untuk menentukan apakah  keputusan dan  proses  pengambilan keputusan sudah tepat.

B.Prinsip-prinsip Manajemen
            Prinsip-prinsip manajemen memberikan wawasan pada kebutuhan informasi manajemen. Prinsip-prinsip yang paling langsung mempengaruhi sistem pelaporan manajemen (management reporting system/MRS) adalah:

1.      Formalisasi pekerjaan
Prinsip formalisasi pekerjaan menunjukan bahwa pihak manajemen harus menstrukturkan perusahaan di sekitar pekerjaan yang dilakukannya, bukan di sekitar individu dengan keahlian yang unik.
Tujuan formalisasi pekerjaan adalah untuk menghindari suatu struktur organisasi dimana kinerja, kemampuan, dan eksisten berkelanjutan perusahaan bergantung pada individu tertentu.
Implikasi untuk MRS: formulasi pekerjaan suatu perusahaan memungkinkan spesifikasi informasi yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan tersebut.
2.      Tanggung jawab dan otorisasi
Prinsip tanggung jawab merujuk ke kewajiban individu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam suatu organisai bisnis, manajermendelegasikan tanggung jawab dan otorisasi ke bawah melalui hirarki organisasi dari atasan ke para bawahannya.
Implikasi untuk MRS: prinsip tanggung jawab dan otorisasi mendefinisikan jalur pelaporan vertikal perusahaan dimana informasi mengalir.
3.      Jangkauan kontrol
Jangkauan kontrol seorang manajer merajuk k jumlah bawahan yang langsung di bawah kontrolnya. Ukuran jangkuan berpengaruh pada struktur fisik organisasi.
Implikasi untuk MRS: Para manajer dengan jangkuan kontrol sempit erat terlibat dengan rincian operasi dan keputusan spesifik.
4.      Manajemen dengan pengecualian
Prinsip manajemen dengan pengecualian menunjukkan bahwa para manajer harus membatasi perhatian mereka pada wilayah-wilayah yang berpotensi bermasalah (yaitu pengecualian) daripada terlibat dalam setiap aktivitas atau keputusan. Jadi para manajer mempertahankan kontrol tanpa dibingungkan oleh rincian.
Implikasi untuk MRS: para manajer memerlukan informasi  yang mengidentifikasi operasi atau sumber daya yang beresiko tidak terkontrol.

C. Fungsi, Level, dan Jenis Keputusan Manajemen
            Fungsi perencanaan dan kontrol manajemen secara mendasar mempengaruhi sistem pelaporan manajemen. Perencanaan dapat dalam jangka panjang jangka pendek. Perencanaan jangka pendek melibatkan implementasi rencana-rencana spesifik yang diperluka untuk mencapai tujuan rencana jangka panjang.  Fungsi control memastikan bahwa aktivitas-aktivitas suatu perusahaan sesuai dengan rencana.
            Jenis-jenis keputusan manajemen antara lain:
1.      Keputusan perencanaan strategis
Keputusan perencanaan strategis antara lain:
·         Menetapkan tujuan perusahaan
·         Menentukan ruang lingkup aktivitas bisnis
·         Menentukan atau memodifikasi struktur organisasi
·         Menetapkan filosofi manajemen
Keputusan perencanaan strategis memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
·         Kerangka waktunya jangka panjang
·         Mereka memerlukan informasi yang lebih ringkas
·         Keputusan ini biasanya tidak berulang
·         Keputusan strategi berkaitan menghadapi ketidakpastian tingkat tinggi.
·         Keputusan ini punya ruang lingkup yang luas dan secara mendasar mempengaruhi perusahaan.
·         Keputusan strategi memerlukan sumber informasi eksternal maupun internal
                          


Gambar 8.1
Level Manajemen dan Jenis Keputusan

2.      Keputusan perencanaan taktis
Keputusan taktis ini berada di bawah keputusan strategi dan di buat oleh manajemen tengah. Jangka keputusan ini pendek, lebih spesifik, berulang hasilnya lebih pasti, dan kurang berpengaruh pada perusahaan dibandingkan keputusan strategis.
3.      Keputusan control manajemen
Salah satu kegiatan control manajemen adalah memotivasi para manajer di semua wilayah fungsional untuk menggunakan sumber daya, termasuk bahan baku, personel, dan aktiva keuangan seproduktif mingkin.
4.      Keputusan control operasional
Control operasional memastikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan criteria yang ditetapkan sebelumnya. Keputusan-keputusan ini terutama berkaitan dengan tingkat kepastian yang tinggi. Keputusan control operasional memiliki tiga elemen dasar, yaitu: penetapan standar, evaluasi kinerja, dan melakukan tindakan perbaikan(korektif).

D. Struktur Masalah
            Struktur suatu masalah merefleksikan seberapa baik pengambilan keputusan masalah tersebut. Struktur masalah memiliki elemn, yaitu:
1)      Data: nilai yang di gunakan untuk mewakili faktor-faktor yang relevan dengan masalah tersebut.
2)      Prosedur: urutan langkah-langkah atau peraturan keputusan yang digunakan untuk memecahkan masalah.
3)      Tujuan: hasil yang ingin dicapai pengambilan keputusan dengan memecahkan masalah tersebut.
Sewaktu ketiga elemen itu diketahui dengan pasti, masalah itu distrukturkan. Perhitungan gaji merupakan salah satu contoh masalah yang terstruktur.
1)      Kita dapat mengidentifikasikan data untuk perhitungan ini dengan pasti (jam kerja, tariff perjam, pemotongan pajak, tariff pajak, dan lain sebagainya.
2)      Prosedur pembayaran gaji diketahui dengan pasti:
Gaji kotor = jam kerja x tariff gaji
Gaji bersih = gaji kotor – pajak – pemotongan pajak
3)      Tujuan pembayaran gaji adalah melaksanakan kewajiban perusahaan kepada para pegawainya.

Masalah tidak terstruktur
Masalah tidak terstruktur ketika ketiga elemen yang disebutkan sebelumnya tidak diketahui dengan pasti. Masalah tidak struktur adalah masalah yang tidak memiliki teknik solusi spesifik. Masalah  ini biasanyan kompleks dan melibatkan pengambilan keputusan pada situasi spesifik.

E. Jenis-Jenis Laporan Manajemen
            Laporan manajemen dapat mengambil bentuk fisik sesuai dengan ayng diinginkan atau dibutuhkan pemakainya. Ia dapat berupa dokumen kertas atau imaji elektronik yang disajikan di terminal computer. Laporan tersebut dapat berisi informasi verbal, numerikgrafis, atau kombinasinya.
            Dua tujuan pelaporan umum: (1) mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan suatu masalah yang dihadapi pengambilan keputusan. (2) mempengaruhi perilaku pengambil keputusan dengan cara positif.

            Laporan manajemen dibagi dalam dua kelas besar, yaitu:
1.      Laporan yang deprogram (programmed reports)
Laporan yang diprogram memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang trlah diantisipasi pemakai. Terdapat dua subkelas laporan ayng deprogram:
·         Laporan jadwal
Sistem pelaporan manajemen menghasilkan laporan jadwal menurut kerangka waktu yang ditetapkan, bisa harian, mingguan, kuartalan, pembayaran gaji mingguan, dan laporan keuangan tahunan.
·         Laporan menurut permintaan
Laporan ini digerakkan oleh peristiwa bukan oleh kerangka waktu. Agar efektif, suatu laporan memiliki atribut berikut ini: Relevan, ringkas, orintasi pengecualian, akurasi, kelengkapan, tepat waktu, dan padat.
2.      Laporan khusus (ad hoc reports)
Manajer dengan latar belakang computer terbatas dapat dengan cepat memproduksi laporan khusus dari terminal atau computer mikro tanpa bantuan tenaga professional pemrosesan data. Penambangan data adalah proses memilih, menggali dan memodelkan sejumlah bresar data untuk membuka relasi dan pola globa yang ada dalam database berukuran besar tetapi tersembunyi. Para manajer m,enggunakan 2 pendekatan umum untuk penambangan data, yaitu:
·         Model  verifikasi: menggunakan teknik driil-down untuk memverifikasi atau menolak hipotesis pemakai.
·         Model penemuan: menggunakan penambangan data untuk menemukan informasi yang tidak diketahui tetapi penting, yang tersenbunyi dalam dunia nyata.

Ciri utama dari kesuksesan di gunakannya penambangan data adalah gudang data dari arsip data operasional. Suatu gudang data merupakan suatu sistem manajemen database relasional yang telah didesain secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan penambangan data.

F. Akuntansi Pertanggungjawaban
            Konsep akuntansi pertanggungjawaban berimplikasi bahwa setiap peristiwa ekonomi yang mempengaruhi organisasi adalah tanggungjawab dan dapat dilacak kemanajer individu. Araus informasi ini mewakili dua tahap akuntansi pertanggungjawaban: (1) menciptakan serangkaian tujuan kinerja keuangan (anggaran) yang berkaitan dengan tanggung jawab manajer, dan (2) melaporkan dan mengukur kinerja actual ketika dibandingkan dengan tujuan-tujuan tersebut (anggaran).

Penetapan Tujuan Keuangan: Proses Anggaran
            Proses pengangguran membantu pihak manajemen mencapai tujuan keuangan dengan membentuk tujuan yang dapat diukur untuk setiap segmen organisasi. Arus informasi anggaran yang ke atas dank ke bawah semakin rinci ketika ia bergerak ke level manajemen yang lebih rendah.

Pengukuran dan Pelaporan Kinerja
            Pengukuran kinerja dan pelaporan dilakukan di setipa segmen operasional dalam perusahaan dalam perusahaan. Informasi mengalir ke atas sebagai laporan pertanggungjawaban ke level manajemen senior.

Pusat Pertanggungjawaban
            Untuk mencapai akuntabilitas, aktivitas bisnis secara teratur mengorganisasikan kegiatan operasi mereka ke dalam unit-unit yang di sebut sebagai puisat-pusat pertanggungjawaban. Bentuk yang paling umum dari pusat pertanggungjawaban adalah:
1.      Pusat biaya
Pusat biaya merupakan suatu unit organisasional dengan tanggung jawab atas manajemen biaya dalam batas-batas anggaran.
2.      Pusat laba
Seorang manajer pusat laba bertanggung jawab untuk mengontrol biaya dan menghasilkan pendapatan. Laporan kinerja manajer pusat laba berbeda dari pusat biaya. Akan tetapi pendekatan laporannya sama yaitu pada item-item yang dapat dokontrol.
3.      Pusat investasi
Manajer pusat investasi memiliki otorisasi umum untuk mengambil keputusan yang secara mendasar mempengaruhi organisasi.

G. Pertimbangan Perilaku
            Prinsip-prinsip manajemen yaitu otorisasi, tanggung jawab dan formalisasi pekerjaan ketika diterapkan dengan benar dalam suatu organisasi akan mempromosikan keserasian tujuan. Sistem pelaporan manajemen yang terstruktur rapi berperan penting dalam mempromosikan dan mempertahankan keserasian tujuan.
            Informasi yang berlebihan muncul ketika seorang manajer menerima informasi berlebih dari yang ia dapat cernakan. Informasi  yang berlebihan akan membuat manajer mengabaikan informasi formalnya dan bergantung pada petunjuk-petunjuk informal dalam melakukan keputusan. jadi sistem informasi formaldigantikan oleh heuristic (rule of thumb), tip, prasangka dan dugaan-dugaan.
            Salah satu tujuan suatu laporan adalah untuk menstimulasi perilaku yang konsisten dengan tujuan perusahaan. Akan tetapi ketika ukuran kinerja yang tidak tepat digunakan, laporan itu tidak memiliki efek menstimulasi perilaku yang konsisten dengan tujuan perusahaan.


Pertanyaan 
1.      Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan manajemen.
2.      Sebutkan prinsip-prinsip manajemen yang paling langsung mempengaruhi sistem pelaporan  
      manajemen (management reporting system/MRS).
3.      Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis keputusan manajemen.
4.      Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis laporan manajemen.
5.      Apakah tujuan dari pemeriksaan pasca implementasi.
6.      Sebutkan dan jelaskan tiga elemen struktur masalah.
7.      Sebutkan dan jelaskan empat pusat pertanggungjawaban.
8.      Sebutkan dua tujuan pelaporan umum.
9.      Sebutkan cirri-ciri keputusan perencanaan strategi.
10.  Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengevaluasi solusi
      alternatief.



Jawaban:
  1).  Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:
           1.     Mengidentifikasi masalah
Seorang pengambil keputusan biasanya tidak memecahkan suatu masalah sampai ia dapat dengan benar mengidentifikasikannya. Masalah-masalah itu sendiri seringkalikali tidak bisa diamati, mealainkan kita mengamati gejala-gejala masalah tersebut. 
    2.   Mengevaluasi solusi alternatif
Setelah mengidentifikasikan masalah, pengambil keputusan menghadapi tindakan-tindakan alternatif. Langkah-langkah yang harus dilakukan:
v  Kriteria keputusan:
Membentuk dasar pengambilan keputusan. Kriteria tersebut dapat berwujud atau tidak berwujud. Kriteria keputusan merupakan isu-isu kualitas dan meliputi hal-hal seperti implikasi perilaku, konsekuensi politik, dan perubahan kualitas hidup.
v  Identifikasi criteria keputusan dan menetapkan nilai tertimbang:
Terhadap setiap faktor ditetapkan nilai numerik sebagai ukuran tertimbangnya. Nilai tertimbang mencerminkan penilaian pengambil keputusan tentang kepentingan relative setiap faktor terhadap keputusan.
v  Merating setiap alternatif:
Menetapkan suatu nilai mentah (Raw score/RS) untuk setiap kriteria dengan skala -5 s/d 5.
v  Menghitung nilai tertimbang:
Menghitung nilai tertimbang (weight score/WS) untuk setiap faktor keputusan dan setiap altenatif dengan mengalikan nilai tertimbang dengan nilai RS.
   3.    Mengimplementasikan solusi yang baik
Tahap implementasi dari proses pengambilan keputusan melibatkan sejumlah besar perencanaan yang rinci. Tahap-tahap implementasi:
·         Mengatur pembiayaan proyek
·         Menegosiasi kontrak dengan para pemasok dan kontraktor
·         Mendapatkan lisensi, mendapatkan izin, dan wilayah otorisasi
·         Mengorganisasikan program pelatihan kembali untuk para pegawai yang dihadapkan dengan praktik-praktik, prosedur, dan peralatan baru.
·         Merencanakan perubahan dari sistem lama ke sistem baru.
   4.     Melakukan pemeriksaan pasca-implementasi
Tujuan pemeriksan adalah untuk menentukan apakah  keputusan dan  proses  pengambilan keputusan sudah tepat.


     2).      1.      Formalisasi pekerjaan
Prinsip formalisasi pekerjaan menunjukan bahwa pihak manajemen harus menstrukturkan perusahaan di sekitar pekerjaan yang dilakukannya, bukan di sekitar individu dengan keahlian yang unik.
Tujuan formalisasi pekerjaan adalah untuk menghindari suatu struktur organisasi dimana kinerja, kemampuan, dan eksisten berkelanjutan perusahaan bergantung pada individu tertentu.
Implikasi untuk MRS: formulasi pekerjaan suatu perusahaan memungkinkan spesifikasi informasi yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan tersebut.

          2.      Tanggung jawab dan otorisasi
Prinsip tanggung jawab merujuk ke kewajiban individu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam suatu organisai bisnis, manajermendelegasikan tanggung jawab dan otorisasi ke bawah melalui hirarki organisasi dari atasan ke para bawahannya.
Implikasi untuk MRS: prinsip tanggung jawab dan otorisasi mendefinisikan jalur pelaporan vertikal perusahaan dimana informasi mengalir.
     
         3.      Jangkauan kontrol
Jangkauan kontrol seorang manajer merajuk k jumlah bawahan yang langsung di bawah kontrolnya. Ukuran jangkuan berpengaruh pada struktur fisik organisasi.
Implikasi untuk MRS: Para manajer dengan jangkuan kontrol sempit erat terlibat dengan rincian operasi dan keputusan spesifik.

         4.      Manajemen dengan pengecualian
Prinsip manajemen dengan pengecualian menunjukkan bahwa para manajer harus membatasi perhatian mereka pada wilayah-wilayah yang berpotensi bermasalah (yaitu pengecualian) daripada terlibat dalam setiap aktivitas atau keputusan. Jadi para manajer mempertahankan kontrol tanpa dibingungkan oleh rincian.
Implikasi untuk MRS: para manajer memerlukan informasi  yang mengidentifikasi operasi atau sumber daya yang beresiko tidak terkontrol.
    

     3).   1.      Keputusan perencanaan strategis
      Keputusan perencanaan strategis antara lain:
                  ·         Menetapkan tujuan perusahaan
                  ·         Menentukan ruang lingkup aktivitas bisnis
                  ·         Menentukan atau memodifikasi struktur organisasi
                  ·         Menetapkan filosofi manajemen
      Keputusan perencanaan strategis memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
            ·         Kerangka waktunya jangka panjang
            ·         Mereka memerlukan informasi yang lebih ringkas
            ·         Keputusan ini biasanya tidak berulang
            ·         Keputusan strategi berkaitan menghadapi ketidakpastian tingkat tinggi.
            ·         Keputusan ini punya ruang lingkup yang luas dan secara mendasar mempengaruhi perusahaan.
            ·         Keputusan strategi memerlukan sumber informasi eksternal maupun internal

               2.      Keputusan perencanaan taktis
Keputusan taktis ini berada di bawah keputusan strategi dan di buat oleh manajemen tengah. Jangka keputusan ini pendek, lebih spesifik, berulang hasilnya lebih pasti, dan kurang berpengaruh pada perusahaan dibandingkan keputusan strategis.
             3.      Keputusan control manajemen
Salah satu kegiatan control manajemen adalah memotivasi para manajer di semua wilayah fungsional untuk menggunakan sumber daya, termasuk bahan baku, personel, dan aktiva keuangan seproduktif mingkin.
     4.      Keputusan control operasional
Kontrol operasional memastikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan criteria yang ditetapkan sebelumnya. Keputusan-keputusan ini terutama berkaitan dengan tingkat kepastian yang tinggi. Keputusan control operasional memiliki tiga elemen dasar, yaitu: penetapan standar, evaluasi kinerja, dan melakukan tindakan perbaikan(korektif).


       4)        1.      Laporan yang di program (programmed reports)
Laporan yang diprogram memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang trlah diantisipasi pemakai. Terdapat dua subkelas laporan yang di program:
            ·         Laporan jadwal
       Sistem pelaporan manajemen menghasilkan laporan jadwal menurut kerangka waktu yang           
  ditetapkan, bisa harian, mingguan, kuartalan, pembayaran gaji mingguan, dan laporan keuangan  tahunan.
            ·         Laporan menurut permintaan
          Laporan ini digerakkan oleh peristiwa bukan oleh kerangka waktu. Agar efektif, suatu laporan 
      memiliki atribut berikut ini: Relevan, ringkas, orintasi pengecualian, akurasi, kelengkapan, tepat waktu,  
     dan padat.
    2.      Laporan khusus (ad hoc reports)
Manajer dengan latar belakang computer terbatas dapat dengan cepat memproduksi laporan khusus dari terminal atau computer mikro tanpa bantuan tenaga professional pemrosesan data. Penambangan data adalah proses memilih, menggali dan memodelkan sejumlah bresar data untuk membuka relasi dan pola globa yang ada dalam database berukuran besar tetapi tersembunyi. Para manajer m,enggunakan 2 pendekatan umum untuk penambangan data, yaitu:
    ·         Model  verifikasi: menggunakan teknik driil-down untuk memverifikasi atau menolak hipotesis pemakai.  
    ·         Model penemuan: menggunakan penambangan data untuk menemukan informasi yang tidak diketahui  
           tetapi penting, yang tersenbunyi dalam dunia nyata.

Ciri utama dari kesuksesan di gunakannya penambangan data adalah gudang data dari arsip data   
operasional. Suatu gudang data merupakan suatu sistem manajemen database relasional yang telah 
didesain secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan penambangan data.

              5).   Tujuan melakukan pemeriksaan pasca-implementasi adalah untuk menentukan apakah  keputusan 
                     dan  proses  pengambilan keputusan sudah tepat.

        6).    1.       Data: nilai yang di gunakan untuk mewakili faktor-faktor yang relevan dengan masalah
                           tersebut.
           2.      Prosedur: urutan langkah-langkah atau peraturan keputusan yang digunakan untuk
                       memecahkan masalah.
           3.      Tujuan: hasil yang ingin dicapai pengambilan keputusan dengan memecahkan masalah  
                    tersebut.
            7).   1.      Pusat biaya 
        Pusat biaya merupakan suatu unit organisasional dengan tanggung jawab atas manajemen biaya  
        dalam batas-batas anggaran.
         2.      Pusat laba
       Seorang manajer pusat laba bertanggung jawab untuk mengontrol biaya dan menghasilkan  
   pendapatan. Laporan kinerja manajer pusat laba berbeda dari pusat biaya. Akan tetapi pendekatan  
        laporannya sama yaitu pada item-item yang dapat dokontrol.
          3.      Pusat investasi
          Manajer pusat investasi memiliki otorisasi umum untuk mengambil keputusan yang secara mendasar  
               mempengaruhi organisasi.
    
            8).     (a) mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan suatu masalah yang dihadapi
                          pengambilan keputusan.
           (b) mempengaruhi perilaku pengambil keputusan dengan cara positif.

            9).       Ciri-ciri keputusan perencanaan strategis:
                    ·         Kerangka waktunya jangka panjang
                    ·         Mereka memerlukan informasi yang lebih ringkas
                    ·         Keputusan ini biasanya tidak berulang
                    ·         Keputusan strategi berkaitan menghadapi ketidakpastian tingkat tinggi.
                    ·         Keputusan ini punya ruang lingkup yang luas dan secara mendasar mempengaruhi perusahaan.
                    ·         Keputusan strategi memerlukan sumber informasi eksternal maupun internal

          10).     Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengevaluasi solusi alternatif:
   v   Kriteria keputusan:
Membentuk dasar pengambilan keputusan. kriteria keputusan merupakan isu-isu kualitas dan   
    meliputi hal-hal seperti implikasi perilaku, konsekuensi politik, dan perubahan kualitas hidup.
  v  Identifikasi criteria keputusan dan menetapkan nilai tertimbang:
Terhadap setiap faktor ditetapkan nilai numeric sebagai ukuruan tertimbangnya. Nilai tertimbang 
mencerminkan penilaian pengambil keputusan tentang kepentingan relative setiap faktor terhadap 
keputusan
  v  Merating setiap alternatif:
Menetapkan suatu nilai mentah (Raw score/RS) untuk setiap kriteria dengan skala -5 s/d 5.
  v  Menghitung nilai tertimbang:
Menghitung nilai tertimbang (weight score/WS) untuk setiap faktor keputusan dan setiap altenatif 
   dengan mengalikan nilai tertimbang dengan nilai RS.




Share: