A.Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan rasional bukan
merupakan tindakan yang spontan, tindakan terdiri atas serangkaian
langkah-langkah sistematis yang dilakukan oleh pihak yang mengambil keputusan.
Langkah-langkah dalam mengambil keputusan adalah:
1.
Mengidentifikasi
masalah
Seorang pengambil keputusan biasanya tidak memecahkan
suatu masalah sampai ia dapat dengan benar mengidentifikasikannya.
Masalah-masalah itu sendiri seringkalikali tidak bisa diamati, mealainkan kita
mengamati gejala-gejala masalah tersebut.
2.
Mengevaluasi
solusi alternatif
Setelah mengidentifikasikan masalah, pengambil
keputusan menghadapi tindakan-tindakan alternatif. Langkah-langkah yang harus
dilakukan:
v Kriteria keputusan:
Membentuk dasar pengambilan keputusan. Kriteria
tersebut dapat berwujud atau tidak berwujud. Kriteria keputusan merupakan
isu-isu kualitas dan meliputi hal-hal seperti implikasi perilaku, konsekuensi
politik, dan perubahan kualitas hidup.
v Identifikasi criteria keputusan dan menetapkan nilai tertimbang:
Terhadap setiap faktor ditetapkan nilai numerik sebagai
ukuran tertimbangnya. Nilai tertimbang mencerminkan penilaian pengambil
keputusan tentang kepentingan relative setiap faktor terhadap keputusan.
v Merating setiap alternatif:
Menetapkan suatu nilai mentah (Raw score/RS) untuk setiap kriteria dengan skala -5 s/d 5.
v Menghitung nilai tertimbang:
Menghitung nilai tertimbang (weight score/WS) untuk setiap faktor keputusan dan setiap altenatif
dengan mengalikan nilai tertimbang dengan nilai RS.
3.
Mengimplementasikan
solusi yang baik
Tahap implementasi dari proses pengambilan keputusan
melibatkan sejumlah besar perencanaan yang rinci. Tahap-tahap implementasi:
·
Mengatur
pembiayaan proyek
·
Menegosiasi
kontrak dengan para pemasok dan kontraktor
·
Mendapatkan
lisensi, mendapatkan izin, dan wilayah otorisasi
·
Mengorganisasikan
program pelatihan kembali untuk para pegawai yang dihadapkan dengan praktik-praktik,
prosedur, dan peralatan baru.
·
Merencanakan
perubahan dari sistem lama ke sistem baru.
4. Melakukan pemeriksaan
pasca-implementasi
Tujuan pemeriksan adalah untuk
menentukan apakah keputusan dan proses
pengambilan keputusan sudah tepat.
B.Prinsip-prinsip Manajemen
Prinsip-prinsip manajemen memberikan
wawasan pada kebutuhan informasi manajemen. Prinsip-prinsip yang paling
langsung mempengaruhi sistem pelaporan manajemen (management reporting system/MRS) adalah:
1. Formalisasi pekerjaan
Prinsip formalisasi pekerjaan
menunjukan bahwa pihak manajemen harus menstrukturkan perusahaan di sekitar
pekerjaan yang dilakukannya, bukan di sekitar individu dengan keahlian yang
unik.
Tujuan formalisasi pekerjaan adalah
untuk menghindari suatu struktur organisasi dimana kinerja, kemampuan, dan
eksisten berkelanjutan perusahaan bergantung pada individu tertentu.
Implikasi
untuk MRS: formulasi
pekerjaan suatu perusahaan memungkinkan spesifikasi informasi yang diperlukan
untuk mendukung pekerjaan tersebut.
2. Tanggung jawab dan otorisasi
Prinsip tanggung jawab merujuk ke
kewajiban individu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam suatu organisai
bisnis, manajermendelegasikan tanggung jawab dan otorisasi ke bawah melalui
hirarki organisasi dari atasan ke para bawahannya.
Implikasi
untuk MRS: prinsip
tanggung jawab dan otorisasi mendefinisikan jalur pelaporan vertikal perusahaan
dimana informasi mengalir.
3. Jangkauan kontrol
Jangkauan kontrol seorang manajer
merajuk k jumlah bawahan yang langsung di bawah kontrolnya. Ukuran jangkuan
berpengaruh pada struktur fisik organisasi.
Implikasi
untuk MRS: Para
manajer dengan jangkuan kontrol sempit erat terlibat dengan rincian operasi dan
keputusan spesifik.
4. Manajemen dengan pengecualian
Prinsip manajemen dengan pengecualian
menunjukkan bahwa para manajer harus membatasi perhatian mereka pada
wilayah-wilayah yang berpotensi bermasalah (yaitu pengecualian) daripada terlibat
dalam setiap aktivitas atau keputusan. Jadi para manajer mempertahankan kontrol
tanpa dibingungkan oleh rincian.
Implikasi
untuk MRS: para manajer
memerlukan informasi yang
mengidentifikasi operasi atau sumber daya yang beresiko tidak terkontrol.
C. Fungsi, Level, dan Jenis
Keputusan Manajemen
Fungsi perencanaan dan kontrol
manajemen secara mendasar mempengaruhi sistem pelaporan manajemen. Perencanaan
dapat dalam jangka panjang jangka pendek. Perencanaan jangka pendek melibatkan
implementasi rencana-rencana spesifik yang diperluka untuk mencapai tujuan
rencana jangka panjang. Fungsi control
memastikan bahwa aktivitas-aktivitas suatu perusahaan sesuai dengan rencana.
Jenis-jenis keputusan manajemen
antara lain:
1. Keputusan perencanaan strategis
Keputusan perencanaan strategis
antara lain:
·
Menetapkan
tujuan perusahaan
·
Menentukan
ruang lingkup aktivitas bisnis
·
Menentukan
atau memodifikasi struktur organisasi
·
Menetapkan
filosofi manajemen
Keputusan
perencanaan strategis memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
·
Kerangka
waktunya jangka panjang
·
Mereka
memerlukan informasi yang lebih ringkas
·
Keputusan
ini biasanya tidak berulang
·
Keputusan
strategi berkaitan menghadapi ketidakpastian tingkat tinggi.
·
Keputusan
ini punya ruang lingkup yang luas dan secara mendasar mempengaruhi perusahaan.
·
Keputusan
strategi memerlukan sumber informasi eksternal maupun internal
Gambar 8.1
2. Keputusan perencanaan taktis
Keputusan taktis ini berada di bawah
keputusan strategi dan di buat oleh manajemen tengah. Jangka keputusan ini
pendek, lebih spesifik, berulang hasilnya lebih pasti, dan kurang berpengaruh
pada perusahaan dibandingkan keputusan strategis.
3. Keputusan control manajemen
Salah satu kegiatan control
manajemen adalah memotivasi para manajer di semua wilayah fungsional untuk
menggunakan sumber daya, termasuk bahan baku, personel, dan aktiva keuangan
seproduktif mingkin.
4. Keputusan control operasional
Control operasional memastikan bahwa
perusahaan beroperasi sesuai dengan criteria yang ditetapkan sebelumnya.
Keputusan-keputusan ini terutama berkaitan dengan tingkat kepastian yang
tinggi. Keputusan control operasional memiliki tiga elemen dasar, yaitu:
penetapan standar, evaluasi kinerja, dan melakukan tindakan perbaikan(korektif).
D. Struktur Masalah
Struktur suatu masalah merefleksikan
seberapa baik pengambilan keputusan masalah tersebut. Struktur masalah memiliki
elemn, yaitu:
1) Data: nilai yang di gunakan untuk
mewakili faktor-faktor yang relevan dengan masalah tersebut.
2) Prosedur: urutan langkah-langkah
atau peraturan keputusan yang digunakan untuk memecahkan masalah.
3) Tujuan: hasil yang ingin dicapai
pengambilan keputusan dengan memecahkan masalah tersebut.
Sewaktu ketiga elemen itu diketahui dengan pasti,
masalah itu distrukturkan. Perhitungan gaji merupakan salah satu contoh masalah
yang terstruktur.
1) Kita dapat mengidentifikasikan data
untuk perhitungan ini dengan pasti (jam kerja, tariff perjam, pemotongan pajak,
tariff pajak, dan lain sebagainya.
2) Prosedur pembayaran gaji diketahui
dengan pasti:
Gaji kotor = jam kerja x tariff gaji
Gaji bersih = gaji kotor – pajak –
pemotongan pajak
3) Tujuan pembayaran gaji adalah
melaksanakan kewajiban perusahaan kepada para pegawainya.
Masalah tidak terstruktur
Masalah tidak terstruktur ketika ketiga elemen yang
disebutkan sebelumnya tidak diketahui dengan pasti. Masalah tidak struktur
adalah masalah yang tidak memiliki teknik solusi spesifik. Masalah ini biasanyan kompleks dan melibatkan
pengambilan keputusan pada situasi spesifik.
E. Jenis-Jenis Laporan Manajemen
Laporan manajemen dapat mengambil
bentuk fisik sesuai dengan ayng diinginkan atau dibutuhkan pemakainya. Ia dapat
berupa dokumen kertas atau imaji elektronik yang disajikan di terminal
computer. Laporan tersebut dapat berisi informasi verbal, numerikgrafis, atau
kombinasinya.
Dua tujuan pelaporan umum: (1)
mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan suatu masalah yang
dihadapi pengambilan keputusan. (2) mempengaruhi perilaku pengambil keputusan
dengan cara positif.
Laporan manajemen dibagi dalam dua
kelas besar, yaitu:
1. Laporan yang deprogram (programmed reports)
Laporan yang diprogram memberikan
informasi untuk memecahkan masalah yang trlah diantisipasi pemakai. Terdapat
dua subkelas laporan ayng deprogram:
·
Laporan
jadwal
Sistem pelaporan manajemen
menghasilkan laporan jadwal menurut kerangka waktu yang ditetapkan, bisa
harian, mingguan, kuartalan, pembayaran gaji mingguan, dan laporan keuangan
tahunan.
·
Laporan
menurut permintaan
Laporan ini digerakkan oleh
peristiwa bukan oleh kerangka waktu. Agar efektif, suatu laporan memiliki
atribut berikut ini: Relevan, ringkas, orintasi pengecualian, akurasi,
kelengkapan, tepat waktu, dan padat.
2. Laporan khusus (ad hoc reports)
Manajer dengan latar belakang
computer terbatas dapat dengan cepat memproduksi laporan khusus dari terminal
atau computer mikro tanpa bantuan tenaga professional pemrosesan data.
Penambangan data adalah proses memilih, menggali dan memodelkan sejumlah bresar
data untuk membuka relasi dan pola globa yang ada dalam database berukuran
besar tetapi tersembunyi. Para manajer m,enggunakan 2 pendekatan umum untuk
penambangan data, yaitu:
·
Model verifikasi: menggunakan teknik driil-down
untuk memverifikasi atau menolak hipotesis pemakai.
·
Model
penemuan: menggunakan penambangan data untuk menemukan informasi yang tidak
diketahui tetapi penting, yang tersenbunyi dalam dunia nyata.
Ciri utama dari kesuksesan di gunakannya penambangan
data adalah gudang data dari arsip data operasional. Suatu gudang data
merupakan suatu sistem manajemen database relasional yang telah didesain secara
spesifik untuk memenuhi kebutuhan penambangan data.
F. Akuntansi Pertanggungjawaban
Konsep akuntansi pertanggungjawaban
berimplikasi bahwa setiap peristiwa ekonomi yang mempengaruhi organisasi adalah
tanggungjawab dan dapat dilacak kemanajer individu. Araus informasi ini
mewakili dua tahap akuntansi pertanggungjawaban: (1) menciptakan serangkaian
tujuan kinerja keuangan (anggaran) yang berkaitan dengan tanggung jawab manajer,
dan (2) melaporkan dan mengukur kinerja actual ketika dibandingkan dengan
tujuan-tujuan tersebut (anggaran).
Penetapan Tujuan Keuangan: Proses
Anggaran
Proses pengangguran membantu pihak
manajemen mencapai tujuan keuangan dengan membentuk tujuan yang dapat diukur
untuk setiap segmen organisasi. Arus informasi anggaran yang ke atas dank ke
bawah semakin rinci ketika ia bergerak ke level manajemen yang lebih rendah.
Pengukuran dan Pelaporan Kinerja
Pengukuran kinerja dan pelaporan
dilakukan di setipa segmen operasional dalam perusahaan dalam perusahaan.
Informasi mengalir ke atas sebagai laporan pertanggungjawaban ke level
manajemen senior.
Pusat Pertanggungjawaban
Untuk mencapai akuntabilitas,
aktivitas bisnis secara teratur mengorganisasikan kegiatan operasi mereka ke
dalam unit-unit yang di sebut sebagai puisat-pusat pertanggungjawaban. Bentuk
yang paling umum dari pusat pertanggungjawaban adalah:
1. Pusat biaya
Pusat biaya merupakan suatu unit
organisasional dengan tanggung jawab atas manajemen biaya dalam batas-batas
anggaran.
2. Pusat laba
Seorang manajer pusat laba
bertanggung jawab untuk mengontrol biaya dan menghasilkan pendapatan. Laporan
kinerja manajer pusat laba berbeda dari pusat biaya. Akan tetapi pendekatan
laporannya sama yaitu pada item-item yang dapat dokontrol.
3. Pusat investasi
Manajer pusat investasi memiliki
otorisasi umum untuk mengambil keputusan yang secara mendasar mempengaruhi
organisasi.
G. Pertimbangan Perilaku
Prinsip-prinsip manajemen yaitu
otorisasi, tanggung jawab dan formalisasi pekerjaan ketika diterapkan dengan
benar dalam suatu organisasi akan mempromosikan keserasian tujuan. Sistem
pelaporan manajemen yang terstruktur rapi berperan penting dalam mempromosikan
dan mempertahankan keserasian tujuan.
Informasi yang berlebihan muncul
ketika seorang manajer menerima informasi berlebih dari yang ia dapat cernakan.
Informasi yang berlebihan akan membuat
manajer mengabaikan informasi formalnya dan bergantung pada petunjuk-petunjuk
informal dalam melakukan keputusan. jadi sistem informasi formaldigantikan oleh
heuristic (rule of thumb), tip, prasangka dan dugaan-dugaan.
Salah satu tujuan suatu laporan
adalah untuk menstimulasi perilaku yang konsisten dengan tujuan perusahaan.
Akan tetapi ketika ukuran kinerja yang tidak tepat digunakan, laporan itu tidak
memiliki efek menstimulasi perilaku yang konsisten dengan tujuan perusahaan.
Pertanyaan
1. Sebutkan dan
jelaskan langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan manajemen.
2. Sebutkan
prinsip-prinsip manajemen yang paling langsung mempengaruhi sistem pelaporan
manajemen (management reporting system/MRS).
3. Sebutkan dan
jelaskan jenis-jenis keputusan manajemen.
4. Sebutkan dan
jelaskan jenis-jenis laporan manajemen.
5. Apakah
tujuan dari pemeriksaan pasca implementasi.
6. Sebutkan dan
jelaskan tiga elemen struktur masalah.
7. Sebutkan dan
jelaskan empat pusat pertanggungjawaban.
8. Sebutkan dua
tujuan pelaporan umum.
9. Sebutkan
cirri-ciri keputusan perencanaan strategi.
10. Sebutkan dan
jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengevaluasi solusi
alternatief.
Jawaban:
1). Langkah-langkah dalam proses pengambilan
keputusan:
1.
Mengidentifikasi
masalah
Seorang pengambil keputusan biasanya
tidak memecahkan suatu masalah sampai ia dapat dengan benar
mengidentifikasikannya. Masalah-masalah itu sendiri seringkalikali tidak bisa
diamati, mealainkan kita mengamati gejala-gejala masalah tersebut.
2.
Mengevaluasi solusi alternatif
Setelah mengidentifikasikan masalah,
pengambil keputusan menghadapi tindakan-tindakan alternatif. Langkah-langkah
yang harus dilakukan:
v Kriteria keputusan:
Membentuk dasar pengambilan keputusan. Kriteria
tersebut dapat berwujud atau tidak berwujud. Kriteria keputusan merupakan
isu-isu kualitas dan meliputi hal-hal seperti implikasi perilaku, konsekuensi
politik, dan perubahan kualitas hidup.
v Identifikasi criteria keputusan dan menetapkan nilai tertimbang:
Terhadap setiap faktor ditetapkan nilai numerik
sebagai ukuran tertimbangnya. Nilai tertimbang mencerminkan penilaian pengambil
keputusan tentang kepentingan relative setiap faktor terhadap keputusan.
v Merating setiap alternatif:
Menetapkan suatu nilai mentah (Raw score/RS) untuk setiap kriteria dengan skala -5 s/d 5.
v Menghitung nilai tertimbang:
Menghitung nilai tertimbang (weight score/WS) untuk setiap faktor keputusan dan setiap altenatif
dengan mengalikan nilai tertimbang dengan nilai RS.
3. Mengimplementasikan solusi yang baik
Tahap implementasi dari proses pengambilan keputusan
melibatkan sejumlah besar perencanaan yang rinci. Tahap-tahap implementasi:
·
Mengatur
pembiayaan proyek
·
Menegosiasi
kontrak dengan para pemasok dan kontraktor
·
Mendapatkan
lisensi, mendapatkan izin, dan wilayah otorisasi
·
Mengorganisasikan
program pelatihan kembali untuk para pegawai yang dihadapkan dengan praktik-praktik,
prosedur, dan peralatan baru.
·
Merencanakan
perubahan dari sistem lama ke sistem baru.
4. Melakukan pemeriksaan pasca-implementasi
Tujuan pemeriksan adalah untuk
menentukan apakah keputusan dan proses
pengambilan keputusan sudah tepat.
2). 1. Formalisasi pekerjaan
Prinsip formalisasi pekerjaan
menunjukan bahwa pihak manajemen harus menstrukturkan perusahaan di sekitar
pekerjaan yang dilakukannya, bukan di sekitar individu dengan keahlian yang
unik.
Tujuan formalisasi pekerjaan adalah
untuk menghindari suatu struktur organisasi dimana kinerja, kemampuan, dan
eksisten berkelanjutan perusahaan bergantung pada individu tertentu.
Implikasi
untuk MRS: formulasi
pekerjaan suatu perusahaan memungkinkan spesifikasi informasi yang diperlukan
untuk mendukung pekerjaan tersebut.
2.
Tanggung
jawab dan otorisasi
Prinsip tanggung jawab merujuk ke
kewajiban individu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam suatu organisai
bisnis, manajermendelegasikan tanggung jawab dan otorisasi ke bawah melalui
hirarki organisasi dari atasan ke para bawahannya.
Implikasi
untuk MRS: prinsip
tanggung jawab dan otorisasi mendefinisikan jalur pelaporan vertikal perusahaan
dimana informasi mengalir.
3.
Jangkauan kontrol
Jangkauan kontrol seorang manajer
merajuk k jumlah bawahan yang langsung di bawah kontrolnya. Ukuran jangkuan
berpengaruh pada struktur fisik organisasi.
Implikasi
untuk MRS: Para
manajer dengan jangkuan kontrol sempit erat terlibat dengan rincian operasi dan
keputusan spesifik.
4.
Manajemen
dengan pengecualian
Prinsip manajemen dengan pengecualian
menunjukkan bahwa para manajer harus membatasi perhatian mereka pada
wilayah-wilayah yang berpotensi bermasalah (yaitu pengecualian) daripada terlibat
dalam setiap aktivitas atau keputusan. Jadi para manajer mempertahankan kontrol
tanpa dibingungkan oleh rincian.
Implikasi
untuk MRS: para manajer
memerlukan informasi yang
mengidentifikasi operasi atau sumber daya yang beresiko tidak terkontrol.
3).
1.
Keputusan
perencanaan strategis
Keputusan perencanaan strategis antara lain:
·
Menetapkan
tujuan perusahaan
·
Menentukan
ruang lingkup aktivitas bisnis
· Menentukan
atau memodifikasi struktur organisasi
·
Menetapkan
filosofi manajemen
Keputusan perencanaan strategis memiliki
cirri-ciri sebagai berikut:
·
Kerangka
waktunya jangka panjang
·
Mereka
memerlukan informasi yang lebih ringkas
·
Keputusan
ini biasanya tidak berulang
·
Keputusan
strategi berkaitan menghadapi ketidakpastian tingkat tinggi.
·
Keputusan
ini punya ruang lingkup yang luas dan secara mendasar mempengaruhi perusahaan.
·
Keputusan
strategi memerlukan sumber informasi eksternal maupun internal
2. Keputusan perencanaan taktis
Keputusan
taktis ini berada di bawah keputusan strategi dan di buat oleh manajemen
tengah. Jangka keputusan ini pendek, lebih spesifik, berulang hasilnya lebih
pasti, dan kurang berpengaruh pada perusahaan dibandingkan keputusan strategis.
Salah satu
kegiatan control manajemen adalah memotivasi para manajer di semua wilayah
fungsional untuk menggunakan sumber daya, termasuk bahan baku, personel, dan
aktiva keuangan seproduktif mingkin.
4. Keputusan control operasional
Kontrol
operasional memastikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan criteria yang
ditetapkan sebelumnya. Keputusan-keputusan ini terutama berkaitan dengan
tingkat kepastian yang tinggi. Keputusan control operasional memiliki tiga
elemen dasar, yaitu: penetapan standar, evaluasi kinerja, dan melakukan
tindakan perbaikan(korektif).
4) 1. Laporan yang di program (programmed reports)
Laporan yang
diprogram memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang trlah diantisipasi
pemakai. Terdapat dua subkelas laporan yang di program:
·
Laporan
jadwal
Sistem pelaporan manajemen
menghasilkan laporan jadwal menurut kerangka waktu yang
ditetapkan, bisa harian, mingguan, kuartalan, pembayaran gaji mingguan, dan laporan keuangan tahunan.
ditetapkan, bisa harian, mingguan, kuartalan, pembayaran gaji mingguan, dan laporan keuangan tahunan.
·
Laporan
menurut permintaan
Laporan ini digerakkan oleh
peristiwa bukan oleh kerangka waktu. Agar efektif, suatu laporan
memiliki atribut berikut ini: Relevan, ringkas, orintasi pengecualian, akurasi, kelengkapan, tepat waktu,
dan padat.
memiliki atribut berikut ini: Relevan, ringkas, orintasi pengecualian, akurasi, kelengkapan, tepat waktu,
dan padat.
2. Laporan khusus (ad hoc reports)
Manajer
dengan latar belakang computer terbatas dapat dengan cepat memproduksi laporan
khusus dari terminal atau computer mikro tanpa bantuan tenaga professional
pemrosesan data. Penambangan data adalah proses memilih, menggali dan
memodelkan sejumlah bresar data untuk membuka relasi dan pola globa yang ada
dalam database berukuran besar tetapi tersembunyi. Para manajer m,enggunakan 2
pendekatan umum untuk penambangan data, yaitu:
·
Model verifikasi: menggunakan teknik driil-down
untuk memverifikasi atau menolak hipotesis pemakai.
·
Model
penemuan: menggunakan penambangan data untuk menemukan informasi yang tidak
diketahui
tetapi penting, yang tersenbunyi dalam dunia nyata.
tetapi penting, yang tersenbunyi dalam dunia nyata.
Ciri utama
dari kesuksesan di gunakannya penambangan data adalah gudang data dari arsip
data
operasional. Suatu gudang data merupakan suatu sistem manajemen database relasional yang telah
didesain secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan penambangan data.
operasional. Suatu gudang data merupakan suatu sistem manajemen database relasional yang telah
didesain secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan penambangan data.
5). Tujuan melakukan
pemeriksaan pasca-implementasi adalah untuk menentukan apakah keputusan
dan proses pengambilan keputusan sudah tepat.
dan proses pengambilan keputusan sudah tepat.
6). 1. Data: nilai yang di gunakan untuk mewakili faktor-faktor yang relevan dengan masalah
2. Prosedur: urutan langkah-langkah
atau peraturan keputusan yang digunakan untuk
memecahkan masalah.
3. Tujuan: hasil yang ingin dicapai
pengambilan keputusan dengan memecahkan masalah
tersebut.
7). 1. Pusat biaya
Pusat biaya merupakan
suatu unit organisasional dengan tanggung jawab atas manajemen biaya
dalam batas-batas anggaran.
dalam batas-batas anggaran.
2. Pusat laba
Seorang
manajer pusat laba bertanggung jawab untuk mengontrol biaya dan menghasilkan
pendapatan. Laporan kinerja manajer pusat laba berbeda dari pusat biaya. Akan tetapi pendekatan
laporannya sama yaitu pada item-item yang dapat dokontrol.
pendapatan. Laporan kinerja manajer pusat laba berbeda dari pusat biaya. Akan tetapi pendekatan
laporannya sama yaitu pada item-item yang dapat dokontrol.
3. Pusat investasi
Manajer pusat investasi memiliki otorisasi umum untuk mengambil keputusan yang secara mendasar
mempengaruhi organisasi.
Manajer pusat investasi memiliki otorisasi umum untuk mengambil keputusan yang secara mendasar
mempengaruhi organisasi.
8). (a) mengurangi tingkat
ketidakpastian yang berkaitan dengan suatu masalah yang dihadapi
pengambilan keputusan.
(b)
mempengaruhi perilaku pengambil keputusan dengan cara positif.
·
Kerangka
waktunya jangka panjang
· Mereka
memerlukan informasi yang lebih ringkas
·
Keputusan
ini biasanya tidak berulang
·
Keputusan
strategi berkaitan menghadapi ketidakpastian tingkat tinggi.
· Keputusan
ini punya ruang lingkup yang luas dan secara mendasar mempengaruhi perusahaan.
·
Keputusan
strategi memerlukan sumber informasi eksternal maupun internal
10). Langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam mengevaluasi solusi alternatif:
v Kriteria keputusan:
Membentuk dasar pengambilan keputusan. kriteria
keputusan merupakan isu-isu kualitas dan
meliputi hal-hal seperti implikasi perilaku, konsekuensi politik, dan perubahan kualitas hidup.
meliputi hal-hal seperti implikasi perilaku, konsekuensi politik, dan perubahan kualitas hidup.
v Identifikasi
criteria keputusan dan menetapkan nilai tertimbang:
Terhadap setiap faktor ditetapkan nilai numeric
sebagai ukuruan tertimbangnya. Nilai tertimbang
mencerminkan penilaian pengambil keputusan tentang kepentingan relative setiap faktor terhadap
keputusan
mencerminkan penilaian pengambil keputusan tentang kepentingan relative setiap faktor terhadap
keputusan
v Merating setiap alternatif:
Menetapkan suatu nilai mentah (Raw score/RS) untuk setiap kriteria
dengan skala -5 s/d 5.
v Menghitung nilai tertimbang:
Menghitung nilai tertimbang (weight score/WS) untuk setiap faktor
keputusan dan setiap altenatif
dengan mengalikan nilai tertimbang dengan nilai RS.
dengan mengalikan nilai tertimbang dengan nilai RS.