Konon pula menurut versi cerita suku melayu Kalimantan
Barat khususnya Kabupaten SAMBAS, Timbulnya permainan ini menurut ceritanya
adalah sebagai berikut:
Seorang
putra khayangan yang turun kebumi sedang melihat anak manusia yang bermain dan
ia tertarik dengan permainan ini yaitu memainkan sepotong kayu yang
berputar-putar dihalaman rumah anak manusia tersebut, anak bangsa khayangan ini
merasa heran campur senang sepotong kayu yang telah dibentuk sedemikian rupa
dapat berputar dengan cara dilempar dengan menggunakan seutas tali, kemudian
dengan kekagumamannya, ia mengajak anak manusi naik kekhayangan dengan membawa
benda yang dimainkan tersebut, sesampainya di Khayangan dimintanya anak manusia
untuk memainkan permainan itu di hadapan anak-anak bangsa Khayangan, mereka
semua terkagum – kagum dengan permainan tersebut, kemudian anak manusia diberi
makan, pada saat diberi makanan tersebut, giliran anak manusia yang terheran
karena belum pernah ia makan makanan yang berbiji putih dan nikmat sampai
perutnya merasa kenyang dan kenyangnyapun lama, melihat anak manusia yang makan
dengan banyak dan senang sehingga tergugahlah perasaan anak bangasa Khayangan
lalu iapun berkata ’’nanti akan saya bawakan benda ini kebumi’’ dengan sarat
kamu harus selalu memainkan benda ini.
Kemudian
anak manusia diantarkannya pulang kebumi, dan sesuai dengan permintaan anak
bangsa Khayangan, anak manusia tadi selalu memainkan permainan ini, hampir lupa
dengan apa yang telah diucapkan pada waktu mereka bermain dikhayangan,
datanglah anak bangsa Khayangan dengan membawa sebutir biji benda yang
dikeluarkannya dari kemaluannya karena takut dimarahi oleh orang tuanya maka
biji tersebut disimpan dalam kemaluannya, benda tersebut dimintakan oleh anak
bangsa Khayangan untuk ditanam.
Anak
manusiapun menurut apa yang dimintakan, biji tersebut ditanam dan dari hari
kehari makin menampakkan pertumbuhannya semakin banyak pula, sesuai permintaan
anak bangsa khayangan agar selalu memainkan permainan ini, dan biji yang
ditanam tadipun akhirnya telah layak untuk diambil, dari satu biji yang ditanam
hasilnya berlipat ganda beribu-ribu banyaknya, maka biji tanaman ini terus
dikembangkan.
Sejak
saat itulah tanaman ini dikenal oleh manusia sebagai makanan pokok yang dapat
mengenyangkan dan tahan lama. Oleh anak manusia permainan yang berputar serta
berpusing tersebut diberilah nama’’ GASING’’.
Sampai
saat ini permainan ini dimainkan oleh anak manusia mulai musim bertanam padi
sampai masa panen. Dengan turunnya padi kepada manusia kebumi, maka Pangkak
gasing (bermain gasing) dilakukan turun-temurun bagi masyarakat dayak
(KALIMANTAN BARAT PADA UMUMNYA) hingga sampai sekarang ini dari tingkat
pedesaan sampai tingkat Propinsi KALBAR, baik dalam acara peringatan hari-hari
besar agama,gawai NAIK DANGO, pesta ulang tahun kerajaan maupun peringatan
hari-hari besar Nasional. Padi dengan gasing berhubungan sangat erat
sekali,sehingga didalam kehidupan orang Dayak dan Melayu Kalbar,padi dibuatkan
tempat khusus (dango padi/tamping) lumbung padi dimasukkan sebuah gasing yang
namanya gasing gantang, ukuran gasing yang disimpan kedango padi tersebut
ukurannnya sama dengan pengukur padi/beras sebagai alat timbangan tempo dulu
yaitu GANTANG. Sedangkan didalam tempayan tempat menyimpan beras disimpan
gasing cupak, yang ditutupkan pada mulut tempayan,dan pase untuk ukuran beras.
2.
JENIS-JENIS GASING
Jenis
gasing yang sering dimainkan ada dua macam yang terdiri dari: 1. Gasing untuk
permainan berindu (URI). 2. Gasing yang digunakan khusus untuk bermain pangkak.
a.
Gasing untuk permainan
berindu.
Gasing ini tidak digunakan untuk
dipangkakkan sebab bentuk dan gasingnya sangat berbeda dari gasing yang
digunakan untuk berpangkak diantara cirinya yaitu mempunyai kepala yang kecil
bagian burit sangat kecil(pasaknya halus) hanya diadu lamanya berputar,setelah
diemban lalu dicedok dan diletakkan diatas piring kemudian diletakkan diatas
meja,dibiarkan di meja sampai akhirnya gasing tersebut mati dengan sendirinya.
b.
Gasing untuk bermain
berpangkak.
Gasing ini digunakan untuk berpangkak,dengan berbagai
jenis nya,diantara modelnya sebagai berikut:
·
Model buah gerambang/gasing epal atau buah
ampaning.
·
Model Leper/gasing epal Tumpi
·
Model Botol/Gasing rojo pangkok.
·
Model Cantung pisang/Gasing rojo
bangkukng.
·
Model jantung/Gasing palang
3.
CIRI-CIRI DAN KEGUNAAN MODEL GASING
·
Gasing model buah gerambang/epal epeh
ampaning.
·
Pakang/bagian pinggirnya dengan ukuran 2
sampai 3 cm. Tingginya 4 samapai 8 cm, kepala kecildan dapat digunakan untuk
dipasangkan ataupun dipangkakkan.
·
Gasing leper/gasing epal Tumpi.
·
Pakangnya/bagian pinggirnya dengan ukuran
1 sampai 2 cm,tinggi 3 sampai 6 cm,bagian kepala kecil dan dapat digunakan adu
uri sebagai penentu untuk mulainya berpangkak.
·
Gasing botol/gasing ronjo pangkok.
·
Gasing ini unkurannya 8 sampai 12 cm
bagian pakang/pinggirnya tebal hampir menyerupai botol,hanya dapat digunakan
untuk dipangkakkan sebab kekuatan putarnya tidak tahan lama.
·
Gasing cantung pisang/Gasing ronjo
bangkukng.
·
Gasing ini ukurannya sama dengan gasing
botol hanya badannya lebih besar,hanya dapat digunakan untuk memangkak gasing
lawan.
·
Gasing jantung /Gasing palang.
·
Gasing ini hampir menyerupai organ
jantung, ukurannya besar, mempunyai bahu/badan seperti gasing leper dan gasing
buan gerambang, digunakan hanya untuk memangkak gasing lawan karena ketahanan
lama berputarnya tidaklah kuat.
Untuk
gasing berpangkak jenisnya ada dua macam yaitu:
1.
Gasing Murni (gasing polos); jenis gasing
ini tidak ditambah apapun kecuali pasak dan motif kayunya harus asli.Untuk
gasing standar Kalbar dengan ukuran keliling gasing 32cm dari bagian
pakang/pinggir gasing yang terluar,sedangkan yang tidak standar biasanya
ukurannya mencapai 40 cm beratnya sampai 2 kg.
2.
Gasing bertambah (gasing remot)adalah
gasing yang telah dikombinasikan ditambah pemberat berupa timah yang ditambahkan
pada keliling pakang gasing dan diberi simpai pengaman dari bahan almunium
ataupun seng yang dipakukan untuk melindungi timah agar supaya timahnya tidak
keluar dan bahan nya terbuat dari kayu jenis putih yang alot atau tidak mudah
pecah bilapun gasing tersebut pecah saat dipangkak tidak membahayakan orang
yang berada disekitarnya.Ketahanan atau lamanya berputar lebih lama bila
dibandingkan dengan jenis gasing pangkak yang olainnya. Gasing ini hanya
dimainkan oleh masyarakat Melayu Kabupaten Sambas.
CARA
MEMPERBAIKI/MEMBETULKAN GASING & MERAWAT GASING
A.
Cara memperbaiki/membetulkan gasing.
Setelah
gasing selesai dibuat/dibubut atau diraut,agar gasing seimbang maka gasing
perlu diuji untuk mengetahui apakah gasing sudah seimbang atau belum dengan
cara sebagai berikut:
1.
Mengucil/memutarkan gasing tersebut dengan
tangan,kemudian diberi tanda dengan spidol atau dengan menggunakan serpihan
kayu kecil yang diberi air liur dibagian atas kepala gasing kemudian dilihat
pada bagian mana yang sedikit atau kecil yang terkena spidol /air liur maka
pada bagian pinggir pakang gasing tersebut diberi sedikit demi sedikit paku
kecil/ tanah yang ditempelkan dibagian burit gasing lalu digeser-geser sambil
tetap mengucil sehinggalah keadaan gasing benar-benar seimbang maka pada bagian
yang diberi tanah tersebut diberi beberapa pemberat sehingga gasing benar-benar
seimbang.boleh dengan memasang pasak terlebih dahulu atau memberi pasaknya
kemudian .kegunaan memberi penyeimbang ini adalah agar gasing awet hidupnya
atau lama berputarnya.
2.
Dengan mengucil/memutar atau menyurung
(menghidup/ memutar gasing dengan sara mendorongkan gasing kedepan dengan
terlebih dahulu membolang/ mengikat) gasing tanpa diberi pasak, pada bagian
burit gasinglah yang akan diberi tanda dengan spidol dibagian yang terkena
spidol, maka pada bagian tersebutlah yang akan diraut sampai kesemua bagian
burit gasing terkena spidol maka gasing tersebut telah seimbang. Tahap
berikutnya barulah memasangkan pasaknya, dengan terlebih dahulu melobangi
dengan alat pelobang, pada pasak atu lobang diberi lem perekat agar pasak dapat
merekat dengan lem kawin yang daya rekatnya 2 jam,barulah gasing terebut
dipurtar lagi apabila sudah benar-benar seimbang,maka tahapan ini sudah
mencapai tahap yang sempurna.
B.
Cara merawat dan menyimpan gasing Agar supaya gasing tetap awet dan tahan lama
ada beberapa cara perawatannya:
1.
Gasing diletakkan dalam parit atau dalam
sumur/ perigi,khusus untuk gasing yang terbuat dari bahan kayu keras;seperti
kayu mbaris dan kayu belian/ulin.
2.
Gasing diletakkan atau disimpan di tempat
yang teduh dengan cara meletakkan gasing tersebut diatas sebuah bekas
tempat/kotak sabun B 29.Untuk masing-masing satu tempat satu buah gasing.
3.
Membuat tempat khusus yang terbuat dari
triplek yang silobangi yang disesuaikan dengan besarnya gasing,kemudian gasing
diletakkan dengan posisi bagian atas gasing tetap diatas tidak
dibalik-balikkan, tujuan meletakkan gasing bagian atas teap diatas adalah agar
gasing tidak berobah keseimbangannya dengan demikian gasing tetap terjamin
keawetannya.
4.
Sebelum gasing disimpan terlebuh dahulu
gasing tersebut pada bagian bawahnya diolesi dengan oli agar pasaknya tidak
karatan.
5.
Menyimpan tali gasing yaitu dengan cara
memasukkan talinya dalam kantong plastik dan di ikat.
6.
Untuk gasing remot/gasing bertambah agar
awet, setelah gasing selesai dibuat maka gasing tersebut diberi warna sesuai
dengan yang diinginkan,kemudian dioles dengan lem super glue (lem kaca)kemudian
dapat juga di cat dengan warna clear atau Warna transparan.
KETENTUAN
DAN PANDUAN TEKNIS PERMAINAN GASING
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN BARAT
1.
Pertandingan gasing akan didahului adu uri
oleh kedua regu yang bertanding.
2.
Pemenang uri ditentukan oleh putaran
gasing yang terlama dan untuk regu pemenang uri mendapat nilai 15,berkesempatan
untuk memangkak terlebih dahulu sebanyak tiga kali dan kemudian memasang tiga
kali.
3.
Gasing pemasang/pemangkak tidak boleh
untuk dibetulkan dan dipindahkan.
4.
Gasing yang sah putarannya bila posisi
kepala gasing tetap berada diatas dan bagian pasaknya dibawah/di atas tanah.
5.
Gasing pemasang harus berada dalam
lingkaran dan apa bila tidak berada dalam lingkaran ( sebanyak tiga kali
memasang) dan gasingnya tidak berputar/hidup,gasing lawan tidak dapat memangkak
gasing yang tidak berputar tersebut maka pihak lawan memperoleh nilai 10(
sepuluh).
6.
Pemangkak harus berada diluar satu
lingkaran garis yang akan dipangkak.
7.
Pemangkak yang mengijak garis /line
sebagaimana telah ditentukan pada poin 6,tersebut diatas maka dinyatakan
dis/kalah dan pihak lawan yang mendapatkan nilai sesuai letak gasing yang
dipasang.
8.
Apabila gasing pemangkak tidak mengenai
gasing lawan,maka pihak lawan akan memperoleh nilai sesuai letak gasing yang
dipasang.
9.
Apabila gasing pemangkak dapat menyentuh
langsung/mengenai gasing lawan,kemudian diadu gasing yang terlama berputar yang
akan mendapatkan nilai sesuai letaj gasing tersebut.
10.
Apabila gasing pemangkak
menyentuh/mengenai gasing lawan dan kedua-dua gasing tersebut keluar dari
arena/lingkaran,maka keduabelah pihak tidak mendapat nilai.
11.
Gasing pemangkak harus menentuh
langsung/mengenai tanpa menyentuh tanah terlebih dahulu dianggap syah,dan bila
menyentuh tanah terlebih dahulu maka gasing lawan yang akan mendapatkan nilai
sesuai letak gasingnya.
12.
Apabila talinya menyentuh gasing lawan dan
mempengaruhi posisi gasing lawan atau gasing lawan menjadi mati (tidak
berputar),maka niali diberikan pada gasing lawan sesuai letak gasingnya.
PERMAINAN
GASING MELAYU SAMBAS
A.
BAHAN DAN ALAT
BAHAN
Gasing terbuat dari kayu diantaranya adalah sebagai berikut: Kayu Mbaris,kayu Keranji, kayu Belian (ulin),kayu Laban tanduk,kayu Mampat, kayu Akasia,kayu Asam jawa,kayu Pertai cina, kayu Mirau, kayu jeruk sambal,(batang limau calung),kayu dungun. Pasak gasing yang didigunakan intuk pangkak terbuat dari besi.
Gasing terbuat dari kayu diantaranya adalah sebagai berikut: Kayu Mbaris,kayu Keranji, kayu Belian (ulin),kayu Laban tanduk,kayu Mampat, kayu Akasia,kayu Asam jawa,kayu Pertai cina, kayu Mirau, kayu jeruk sambal,(batang limau calung),kayu dungun. Pasak gasing yang didigunakan intuk pangkak terbuat dari besi.
PERMAINAN
GASING MELAYU SAMBAS
A.
BAHAN DAN ALAT
1.
BAHAN
Gasing
terbuat dari kayu diantaranya adalah sebagai berikut: Kayu Mbaris,kayu Keranji,
kayu Belian (ulin),kayu Laban tanduk,kayu Mampat, kayu Akasia,kayu Asam
jawa,kayu Pertai cina, kayu Mirau, kayu jeruk sambal,(batang limau calung),kayu
dungun. Pasak gasing yang didigunakan intuk pangkak terbuat dari besi,sedangkan
untuk gasing berindu (uri) pasaknya terbuat dari jarum jahit
2.
ALAT.
·
Tali: Tali terbuat dari kulit katu
seperti: Kulit kayu temaran ,Kulit Peluntan, kulit Baruk,dan dapat juga dibuat
dari tali nyilon. Khusus untuk tali yang terbuat dari kulit kayu cara
pembuatannya adalah dengan terlebih dahulu direndam beberapa hari,kemudian di
pukul-pukul untuk membuang bagian kulit luarnya,lalu di jemur,dan selanjutnya
dipintal menjadi tali sesuai yang diinginkan,pada bagian ujungnya lebih
kecilsedangkan pada bagian tengahnya berdiameter antara 0,5 sampai 1,0 cm,
panjangnya disesuaikan penggunaannya. Sedangkan untuk tali nyilon, tali harus
dibuka terlebih dahulu kemudian dipintal lagi sebab tali buatan pabrik
pintalannya kiri oleh karena itu tali tersebut dibuka dan dipintal disesuaikan
dengan yang diinginkan.
·
Pencedok. Pencedok digunakan khusus untuk
gasing berindu,terbuat dari potongan triplek ataupun kayu tipis dengan panjang
kira-kira 15 sampai 20 cm dan bentuknya seperti sendok nasi.
·
Pancang/Tonggak kayu Pancang /tonggak kayu
panjangnya kira-kira 2 meter dengan keliling 20 sampai 30 cm yang digunakan
untuk tonggak tempat mengembankan gasing untuk gasing berindu,tonggak tersebut
ditancapkan pada tanah tempat dimana permainan gasing akan dilaksanakan.
·
Piring/Pinggan. Piring atau Pinggan
digunakan sebagai alas(wadah/tempat) gasing berindu yang berputar setelah
diemban yang diberi sedikit minyak agar supaya permukaan piring/pinggan licin.
·
Perlengkapan lainnya seperti:
Getah
kayu moras yang berguna agar tali tidak licin pada saat tali dibolang
(diikatkan kegasing). Damar;berguna agar gasingnya tidak licin pada saat tali
dibolang. Aplas; berguna untuk mengamplas pasak gasing agar cocok dengan tempat
atau tanah dimana gasing akan dimainkan (khusus gasing pangkak).
B.
TATA CARA PEMBUATAN GASING.
1.
Tata cara pembuatan gasing berindu.
Untuk
pembuatan gasing berindu dapat dilakukan dua cara
a.
Cara Diraut:
·
Dengan cara diraut; pertama-tama kayu
dibakal(dibulatkan sesuai bentuk bakal gasing.
·
Setelah berbentuk seperti gasing,
pekerjaan meraut tetap dilakukan, gasing diputar dan diberi tanda dengan spidol
dimana yang terkena spidol ditempat itulah yang perlu diraut,sampailah akhirnya
kesemua bagian dari gasing terkena spidol selesai sebagian membuat gasing
berindu.
·
Pembuatan pasak ; pasak dibuat dari jarum
jahit ,bagian bawah (burit gasing) dilobangi dengan bor/gurdi dengan ukuran 0,5
sampai dengan 0,8mm kemudian disopak dengan kayu sepang yang terlebih dahulu
diraut berbentuk bulat yang disesuaikan dengan mata bor sebagai pelobang. Pasak
tersebut ditancapkan pada kayu sepang dengan sedikit –demi sedikit
diansah/dipotong dengan batu canai(batu ansahan),sampai benar-benar gasing
tersebut layak untuk dimainkan.
b.
Dibubut/dilarik.
·
Kayu dibakal berbentuk seperti
gasing(dibulatkansesuai bentuk gasing).
·
Setelah berbentuk seperti gasing,bakal
gasing tersebut dilarik/dibubut dengan mesin bubut ,sempai menjadi bentuk
gasing yang diinginkan.
·
Pembuatan pasak dan pemberian pasak sam
halnya dengan cara pembuatan gasing yang Diraut.
2.
Tata cara pembuatan gasing pangkak:
Untuk
pembuatan gasing pangkak dapat dilakukan dua cara:
1.
Dengan cara diraut sebagai mana pembuatan
gasing berindu namun dengan cara ini memerlukan waktu yang cukup lama,untuk
mencapai hasil yang memuaskan.
2.
Untuk cara kedua ini; pertama-tama kayu
dibulatkan,kemudian dibakal sehingga berbentuk sebuah bakal gasing yang siap
untuk dilarik /dibubut.seperti berikut :
a.
Pembuatan pasak.
Pasak gasing terbuat dari besi baut ukura 14 dan kikir bulat dengan ukuran 8s/d 12.
Cara kerja pembuatannya sebagai berikut:
Baut dilobangi dengan menggunakan bor listrik sedalam 1.cm, kikir bulat dipotong dengan menggunakan gerinda sepanjang 1,5.cm, kemudian diberi lem kawin (lem besi),seterusnya kikir bulat yang telah dipotong dimasukkan kelobang pada baut dirapikan/dihaluskan dengan menggunakan gerinda sesuaikan dengan yang diinginkan.
Bila
gasingnya telah selesai dibubut bagian bawahnya (burit) Dilobangi untuk
memasukkan pasak gasing yang telah tersedia disesuikan dengan panjangnya pasak.
POLA
PERMAINAN
POLA
PERMAINAN ADA TIGA CARA/SISTEM
A.
Cara/Sistem Meraje atau Pangkak Barabo.
Cara/Sistem
Meraje adalah apabila misalnya dalam 1 regu terdiri dari lima orang ,jadi bila
kedua regu saling berlawan tahapannya adalah :
1.
Pangkak system meraje diawali dengan berindu untuk menentukan siapa pemenang
gasing yang paling lama berputar (masih hidup) dinyatakan sebagai pemenang,
regunya mendapatkan poin 1 dan diberikan kesempatan untuk memangkak gasing
lawannya dan jika orang pertama memangkak gasing lawan ternyata kena gasingnya
tetep dirindukan .selanjutnya orang kedua memangkak dan orang kedua juga masang
gasingnya dipangkak tidak kena gasing lawangnya (dabbok) gasing lawan tetap
dibiarkan hidup(berputar),begitu juga untuk orang ketiga dan orang keempat
,orang kelimalah merupakan penentu bila gasing orang kelima memangkak ternyata
kena maka gsing yang masih berputar (hidup) tetap dirindukan gasing yang matinya
terakhir adalah pemenangnya dan mendapatkan poin, selanjutnya bila orang kelima
ternyata ia memangkak dan tidak kena atau lobos(gasing terlempar tidak
kena)maka regu pemasanglah yang mendapat poin gasing yang masih hidup tidak
dirindukan,pada saat berindu posisi gasing tidak boleh untuk
dibetulkan,sedangkan bila sudah giliran memasang posisi gasing boleh untuk
bibetulkan dan jika sipemasang gasingnya lobos atau terlempar(tidak hidup)maka
dapat digantikan oleh teman seregunya yang lain, sedangkan pemangakak tidak
boleh digantikan dan posisi gasingnya tidak boleh untuk dibetulkan, begitulah
seterusnya sampai pada poin yang ditentukan (untuk pertandingan poinnya sampai
10) sistem poinnya seperti poin permainan pingpong
Bila pertandingan persahabatan poin gimnya tergantung kesepakatan kedua regu.
Bila pertandingan persahabatan poin gimnya tergantung kesepakatan kedua regu.
B.
Cara/Sistem Gantik alok atau Pangkak puit.
Cara/system
ini didahulukan dengan berindu,untuk setiap regu dapat 1 orang atau
lebih,misalkan satu regunya tiga orang maka kedua regu tersebut berindu dan
gasingnya tidak boleh dibetulkan,regu yang gasingnya mati terakhir dinyatakan
menang,kesempatan untuk mangkak bagi nya,setelah selesai mangkak selanjutnya
sipemasang yang tadi pula yang mangkak dengan cara bergantian mangkak dan
masang sampai kesepakatan bersama untuk selesainya. Bila menggunakan poin maka
pangkak gantik alok ini dapat dilaksanakan pangkak model lingkaran yang setiap
tahunnya diselenggarakan oleh Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional
Propensi Kalimantan Barat.
C.
Berindu/Uri atau Bauri ( hanya diadu lamanya gasing berputar)
Jenis
permainan gasing berindu ini dilakukan dengan cara sebagai berikut;
·
Gasing yang telah dibolang dengan talinya
lalu diembankan kepancang yang telah tersedia.
·
Satu orang lainnya siap untuk mencedok
gasing tersebut dan melatekkannya kedalam/atas piring yang dibawaoleh pencedok
lalu kemudian gasing yang masih berputar didalam piring /atas piring diletakkan
diatas meja yang telah tersedia dan dibiarkan sampai gasing tersebut mati
dengan sendirinya,gasing tersebut diadu dengan gasing yang lainnya,gasing yang
mati terakhirlah yang menjadi pemenang dengan tanpa harus dipangkak oleh
lawannya.Sedangkan berindu pada gasing pangkak hanya penentu regu atau siapa
yang berhak memangkak gasing lawannya.
0 komentar:
Posting Komentar